Sabtu, 16 Oktober 2010

Kumpulan Jurnal Seputar Peternakan

  1. Korelasi antara Oosit Domba yang dikoleksi dari Rumah Pemotongan Hewan dengan Tingkat
  2. Fertilitasnya setelah Fertilisasi in vitro.
  3. Perkembangan Folikel Viabilitas Oosit Domba pada kelinci Bunting Semu.
  4. Reproduksi Hewan ( Sistem Reproduksi, Saluran Reproduksi, Siklus Reproduksi).
  5. Pengaruh penggunaan Hemikalsium dalam Medium fertilisasi in vitro terhadap Viabilitas dan aglutinasi Spermatozoa Sapi.
  6. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis
  7. Aplikasi Inseminasi Semen Hasil Sexing pada Sapi Induk Peranakan Ongol
  8. Peran Nutrisi pada Reproduksi Ternak
  9. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong dengan Paradigma Agribisnis
  10. Pengembangan Sapi Potong Berbasis Industri Kelapa Sawit

Beternak Sapi Bali

1. PENDAHULUAN


Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan peternakan di Indonesia adalah upaya dalam pencukupan kebutuhan protein hewani, yang pada gilirannya hal ini akan berpengaruh pada kecerdasan bangsa. Salah satu produk produk protein hewani adalah daging, yang dapat dihasilkan dari berbagai komoditas ternak, baik dari ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar, terutama sapi, mempunyai peran yang sangat besar dalam penyediaan daging. Daging sapi pada umumnya dihasilkan dari sapi potong, seperti sapi bali, sapi madura, dan sapi peranakan ongole. Selain jenis sapi tersebut, beberapa perusahaan penggemukan yang mempunyai modal kuat menggunakan bibit sapi impor dari Australia. Namun, sejalan dengan krisis yang melanda negara kita akhir-akhir ini menghadapkan kegiatan penggemukan sapi dengan menggunakan sapi impor menjadi usaha sangat berat, bahkan perusahaan penggemukan skala besar pun mencoba mengalihkan usahanya, kalau tidak menutup usahanya. Kondisi yang semacam ini menjadi tantangan dan sekaligus peluang bagi kita untuk mengisi kekurangan suplai daging dengan memberdayakan potensi yang kita punya.


Download Full Version

Cara Perawatan Sapi Pedet

Pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi perah. Pembibitan sapi perah sangat tergantung pada keberhasilan program pembesaran pedet sebagai replacement stock.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latat Belakang

Pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi perah. Pembibitan sapi perah sangat tergantung pada keberhasilan program pembesaran pedet sebagai replacement stock.

Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan.

Download full version

Oosit, Ferilisasi in vitro, koefisien korelasi

Korelasi Oosit Domba yang Dikoleksi Dari Rumah Pemotongan Hewan dengan Tingkat Fertilisasinya setelah Fertilisasi in vitro

Teguh Suprihatin

Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi Fmipa Undip

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara oosit domba yang dikoleksi dari Rumah Pemotongan Hewan dengan tingkat fertilisasinya setelah dilakukan fertilisasi in vitro. Data yang diperoleh adalah jumlah oosit hasil koleksi dan jumlah oosit hasil fertilisasi. Data kemudian di analisis sehingga diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,4959. Angka koefisien korelasi ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara jumlah oosit hasil koleksi dari rumah pemotongan hewan dengan jumlah oosit hasil fertilisasi.

Kata kunci : oosit, fertilisasi in vitro, koefisien korelasi

Download file full version